Dikala sedang asyik tidur, pernah kita merasakan dimana kondisi pikiran kita setengah sadar, namun tidak dengan kondisi fisik kita, seakan kita terbelenggu, diam tidak bisa bergerak, jangankan bangun, bergerak bahkan menggerakkan jari saja sangat susah, hingga kadang hanya suara erangan kecil yang mampu mulut kita keluarkan.
Kondisi yang demikian, oleh kalangan ilmuwan kesehatan sering disebut dengan keadaan Sleep Paralysis, tidur lumpuh, dimana keadaan fisik kita tak mampu untuk bergerak namun pikiran masih bekerja dengan keinginan untuk bisa bergerak namun seakan terhalang oleh suatu beban. Hal ini mereka simpulkan karena adanya unsur kelelahan dan atau kekurangan istirahat, dimana tidur tidak atau kurang teratur.
Kondisi di atas dalam bahasa kita, dimanakan dengan istilah Tindihan / Tindihen, dan oleh kaum jawa biasa disebut Rep Repan, dan dinamakan Ap Saap oleh kaum madura. Namun bertolak belakang dasar pemikiran dari asal muasal Sleep Paralysis yang dalam budaya kita lebih cenderung pada alasan metafisik, dimana keadaan tersebut lebih disebabkan adanya makhluk astral / gaib yang hadir mengganggu dengan mendekap, membekap, bahkan mengunci seluruh aktifitas fisik kita selama kita tidak berusaha untuk melawannya.
Lantas bagaimana menurut Islam?
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Apabila salah seorang diantara kalian hendak tidur maka kibasilah tempat tidurnya dengan ujung sarungnya, karena sesungguhnya dia tidak tahu apa yang akan menimpa padanya" (HR. Bukhari [6320] dan Muslim [2714])
Dalam kitab Ahkamul Marjan Fii Ahkamil Jaan halaman 150, Al-Qursyi berkata "Tidak ada satu kasur pun yang tergelar di dalam suatu rumah yang tidak ditiduri oleh manusia, kecuali setan akan tidur di atas kasur itu..."
Dari dasar Hadits tersebut di atas, bisa disimpulkan bahwa bisa menjadi sebuah kemungkinan, bahwa dari kelalaian kita sebagai manusia, yang kadang lupa diri, apalagi karena kelelahan atau memang sudah asyik mengikuti irama kantuknya mata, hingga lalai membersihkan sebagaimana terlah diisyaratkan Rasulullah, hingga akhirnya kita tidur tidak membaca doa, yang akhirnya berakibat adanya gangguan dari makhluk gaib sebagaimana disebut dalam hadits di atas.
Sungguh, Rasulullah adalah suri tauladan yang baik, oleh karenanya, tak ada salahnya kita lakukan petunjuk Beliau, berwudhu sebelum tidur, membersihkan tempat tidur, membaca doa dan istighfar, serta tidur dengan mengutakan menghadap ke kanan, Insya Allah kita terhindar dari segala gangguan yang memang sengaja dihembuskan dan dilakukan oleh setan.
Kondisi yang demikian, oleh kalangan ilmuwan kesehatan sering disebut dengan keadaan Sleep Paralysis, tidur lumpuh, dimana keadaan fisik kita tak mampu untuk bergerak namun pikiran masih bekerja dengan keinginan untuk bisa bergerak namun seakan terhalang oleh suatu beban. Hal ini mereka simpulkan karena adanya unsur kelelahan dan atau kekurangan istirahat, dimana tidur tidak atau kurang teratur.
Kondisi di atas dalam bahasa kita, dimanakan dengan istilah Tindihan / Tindihen, dan oleh kaum jawa biasa disebut Rep Repan, dan dinamakan Ap Saap oleh kaum madura. Namun bertolak belakang dasar pemikiran dari asal muasal Sleep Paralysis yang dalam budaya kita lebih cenderung pada alasan metafisik, dimana keadaan tersebut lebih disebabkan adanya makhluk astral / gaib yang hadir mengganggu dengan mendekap, membekap, bahkan mengunci seluruh aktifitas fisik kita selama kita tidak berusaha untuk melawannya.
Lantas bagaimana menurut Islam?
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Apabila salah seorang diantara kalian hendak tidur maka kibasilah tempat tidurnya dengan ujung sarungnya, karena sesungguhnya dia tidak tahu apa yang akan menimpa padanya" (HR. Bukhari [6320] dan Muslim [2714])
Dalam kitab Ahkamul Marjan Fii Ahkamil Jaan halaman 150, Al-Qursyi berkata "Tidak ada satu kasur pun yang tergelar di dalam suatu rumah yang tidak ditiduri oleh manusia, kecuali setan akan tidur di atas kasur itu..."
Dari dasar Hadits tersebut di atas, bisa disimpulkan bahwa bisa menjadi sebuah kemungkinan, bahwa dari kelalaian kita sebagai manusia, yang kadang lupa diri, apalagi karena kelelahan atau memang sudah asyik mengikuti irama kantuknya mata, hingga lalai membersihkan sebagaimana terlah diisyaratkan Rasulullah, hingga akhirnya kita tidur tidak membaca doa, yang akhirnya berakibat adanya gangguan dari makhluk gaib sebagaimana disebut dalam hadits di atas.
Sungguh, Rasulullah adalah suri tauladan yang baik, oleh karenanya, tak ada salahnya kita lakukan petunjuk Beliau, berwudhu sebelum tidur, membersihkan tempat tidur, membaca doa dan istighfar, serta tidur dengan mengutakan menghadap ke kanan, Insya Allah kita terhindar dari segala gangguan yang memang sengaja dihembuskan dan dilakukan oleh setan.