"Dalam diri Rasulullah, terdapat suri tauladan yang baik". Demikian sepenggal ayat dari Firman Allah yang menunjukkan bahwa kehidupan Beliau bisa kita jadikan contoh, bisa kita ambil suri tauladan dalam kehidupan sehari - hari. Apalagi di zaman sekarang, kehidupan sudah sedemikian amburadul, bahkan untuk hidup sehat saja sangat susah, hingga ada juga yang dalam lingkungannya sudah tak mencerminkan kehidupan sehat dan terlihat sangat kumuh.
Adalah Rasulullah dalam keseharian selalu sederhana, dan dari kesederhanaan Beliau hingga menjadikan beliau selalu dilimpahi dengan keberkahan terutama rizki yang tak kita sangka mahalnya, yakni berupa kesehatan. Saya katakan mahal, karena dengan sebesar apapun harga kesehatan, jika kita diberitahu bahwa kita akan mati karena sakit yang akan kita derita, jangankan harta seluas lautan, bahkan jika perlu kita tak mau memeiliki harta asal ditukar dengan kesehatan yang bisa membawa umur yang panjang.
Kita semua juga tahu, bahwa Rasulullah juga selalu melakukan serangkaian kegiatan kebersihan [dhzahir + bathin, rohani + jasmani], mengatur segala rutinitas yang berhubungan dengan kesehatan seperti, pola makan, dari waktu makan hingga jenis makanan juga beliau tata dengan sangat rapi, dan jika Beliau sakit, selian dari doa, Beliau juga melakukan ikhtiar untuk mendapatkan kesehatannya kembali.
Dalam pola makan, khususnya jenis makanan, Rasulullah tidak pernah mencampurkan makanan dengan kata lain, Beliau lebih suka mengkonsumsi satu jenis makanan, dan dewasa ini pola makanan yang beliau lakukan ternyata memang memberikan efek besar bagi kesehatan, dikarenakan dengan mengkonsumsi 1 (satu) jenis makan saja, maka tidak akan ada ion atau senyawa yang bisa bertentangan dalam tubuh, sehingga tubuh selalu terjaga.
Sebagai contoh, jika Rasulullah mengkonsumsi makanan dari ikan laut, Rasulullah tidak akan pernah mengkonsumsinya bersamaan dengan lauk dari darat. Lain dengan kita, sudahlah ada rawon, melihat rempeyek udang yang menggiurkan, akhirnya kita santap juga dengan dalih menambah nafsu makan. Padahal yang demikian itu lebih benar petunjuk dari Rasulullah, terbukti dari banyak ilmuwan menyebutkan, bahwa tingkat kelarutan ikan laut dan lauk darat sangat berbeda, pun kandungan ion yang ada didalam keduanya juga sangat betentangan, sehingga jika dilakukan juga akan terjadi reaksi yang dapat merusak organ pencernaan dalam tubuh.
Selanjutnya, yang sampai saat ini masih menjadi pertentangan mengenai kebenarannya, apakah Sunnah Rasulullah atau bukan, meskipun Pintu Ilmu, Sayyidina Ali Bin Abi Thalib RA telah menyampaikan pentingnya Garam yang dari Garam tersebut Allah akan menghilangkan 70 (tujuh puluh) jenis penyakit sebagaimana dalam terjemah Kitab "Al Aatsar Al Wadh’iyyah fi Al Kitab wa Al Sunnah". Dan kebenarannya bahwa garam mengandung 2 (dua) elemen penting bagi kehidupan, yakni Sodium dan Chloride Ions, sudah jelas?
Adalah Rasulullah dalam keseharian selalu sederhana, dan dari kesederhanaan Beliau hingga menjadikan beliau selalu dilimpahi dengan keberkahan terutama rizki yang tak kita sangka mahalnya, yakni berupa kesehatan. Saya katakan mahal, karena dengan sebesar apapun harga kesehatan, jika kita diberitahu bahwa kita akan mati karena sakit yang akan kita derita, jangankan harta seluas lautan, bahkan jika perlu kita tak mau memeiliki harta asal ditukar dengan kesehatan yang bisa membawa umur yang panjang.
Kita semua juga tahu, bahwa Rasulullah juga selalu melakukan serangkaian kegiatan kebersihan [dhzahir + bathin, rohani + jasmani], mengatur segala rutinitas yang berhubungan dengan kesehatan seperti, pola makan, dari waktu makan hingga jenis makanan juga beliau tata dengan sangat rapi, dan jika Beliau sakit, selian dari doa, Beliau juga melakukan ikhtiar untuk mendapatkan kesehatannya kembali.
Dalam pola makan, khususnya jenis makanan, Rasulullah tidak pernah mencampurkan makanan dengan kata lain, Beliau lebih suka mengkonsumsi satu jenis makanan, dan dewasa ini pola makanan yang beliau lakukan ternyata memang memberikan efek besar bagi kesehatan, dikarenakan dengan mengkonsumsi 1 (satu) jenis makan saja, maka tidak akan ada ion atau senyawa yang bisa bertentangan dalam tubuh, sehingga tubuh selalu terjaga.
Sebagai contoh, jika Rasulullah mengkonsumsi makanan dari ikan laut, Rasulullah tidak akan pernah mengkonsumsinya bersamaan dengan lauk dari darat. Lain dengan kita, sudahlah ada rawon, melihat rempeyek udang yang menggiurkan, akhirnya kita santap juga dengan dalih menambah nafsu makan. Padahal yang demikian itu lebih benar petunjuk dari Rasulullah, terbukti dari banyak ilmuwan menyebutkan, bahwa tingkat kelarutan ikan laut dan lauk darat sangat berbeda, pun kandungan ion yang ada didalam keduanya juga sangat betentangan, sehingga jika dilakukan juga akan terjadi reaksi yang dapat merusak organ pencernaan dalam tubuh.
Selanjutnya, yang sampai saat ini masih menjadi pertentangan mengenai kebenarannya, apakah Sunnah Rasulullah atau bukan, meskipun Pintu Ilmu, Sayyidina Ali Bin Abi Thalib RA telah menyampaikan pentingnya Garam yang dari Garam tersebut Allah akan menghilangkan 70 (tujuh puluh) jenis penyakit sebagaimana dalam terjemah Kitab "Al Aatsar Al Wadh’iyyah fi Al Kitab wa Al Sunnah". Dan kebenarannya bahwa garam mengandung 2 (dua) elemen penting bagi kehidupan, yakni Sodium dan Chloride Ions, sudah jelas?
Ok saya lanjut biar lebih jelas mengenai garam, namun sebelumnya saya katakan, setelah membaca ini, jangan lalai untuk mencicipi / mengecap / menjilat garam sebelum dan sesudah makan karena Sodium yang terkandung dalam garam ternyata sebuan uhsur elemen yang berfungsi untuk meng-kontrol cairan tubuh, memelihara tingkat asam basa, transmisi elektronik, membantu sel - sel tubuh dalam membentuk nutrisi, dan sekaligus memelihara tekanan darah.
Sedangkan Chloride Ions selain sebagai pemelihara tekanan + volume darah, menjaga pH cairan tubuh dengan tepat, juga merupakan anion extracelluler yang utama dalam kontribusinya pada cairan tubuh, keseimbangan asam basa, aktifitas otot, pergerakan air diantara bagian cairan tubuh, dan menghasilkan asam yang diperlukan untuk pencernaan makanan setelah disekresikan dalam getah lambung sebagai asam hydrochlori
Bagaimana? apakah masih perlu bukti lagi? dan sekiranya bisa kita lanjutkan, namun sebelumnya saya mengutip dari beberapa blog lain sebuah ucapan dari seorang ilmuwan eropa yang mengatakan "Jika semua manusia mengamalkan 3 (tiga) sunnah saja (Sunnah Makan, Sunnah di Kamar Mandi, dan Sunnah Tidur), maka hseharusnya saya berhenti menjadi dokter karena tidak ada pasien lagi"
Allah SWT Berfirman : "....Dari perut lebah itu keluar minuman Madu yang bermacam - macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.... (QS. An-Nahl : 69)
Sedangkan Chloride Ions selain sebagai pemelihara tekanan + volume darah, menjaga pH cairan tubuh dengan tepat, juga merupakan anion extracelluler yang utama dalam kontribusinya pada cairan tubuh, keseimbangan asam basa, aktifitas otot, pergerakan air diantara bagian cairan tubuh, dan menghasilkan asam yang diperlukan untuk pencernaan makanan setelah disekresikan dalam getah lambung sebagai asam hydrochlori
Bagaimana? apakah masih perlu bukti lagi? dan sekiranya bisa kita lanjutkan, namun sebelumnya saya mengutip dari beberapa blog lain sebuah ucapan dari seorang ilmuwan eropa yang mengatakan "Jika semua manusia mengamalkan 3 (tiga) sunnah saja (Sunnah Makan, Sunnah di Kamar Mandi, dan Sunnah Tidur), maka hseharusnya saya berhenti menjadi dokter karena tidak ada pasien lagi"
Allah SWT Berfirman : "....Dari perut lebah itu keluar minuman Madu yang bermacam - macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.... (QS. An-Nahl : 69)